Jumat, 24 Mei 2013

Menulis Itu..., Sederhana. Memang Demikian!



menulis itu bagaimana?
ya seperti yang sedang kita lakukan
menjejakkan satu persatu huruf dalam alfabet, menyusunnya secara teratur, dengan barisan yang rapi, hingga terciptalah makna.
ya seperti yang sedang kita lakukan
menulis
m e n u l i s
menjejakkan m menjejakkan e menjejakkan n menjejakkan u menjejakkan l menjejakkan i menjejakkan s
m e n u l i s
menyusun m kemudian e kemudian n kemudian u kemudian l kemudian i kemudian s
m e n u l i s
membuat barisan dari m lalu e lalu n lalu u lalu l lalu i lalu s
m e n u l i s



bagaimana bisa menulis?
ya begini, seperti yang sedang kita lakukan
memuntahkan perasaan dan isi kepala dengan cara menjejakkan satu persatu huruf dalam alfabet, menyusunnya secara teratur, dengan barisan yang rapi, hingga terciptalah makna.
ya seperti yang sedang kita lakukan
menulis.

menulis itu menulis.
sederhana.
memang demikian!

240513 16:33 saat sedang menulis

Kamis, 16 Mei 2013

Kebebasan Itu *Bukan* Omong Kosong


Ihh, kenapa bisa?! Memang demikian..
Kebebasan itu bukan omong kosong, Bebas itu nyata, nassa..
Masih nda percayaki?
Betulka' kodonge..
Kita bebas memilih apapun dalam hidup ini.
Ihh, kenapa bisa?! Memang demikian..
Kita bebas memilih jadi baik atau kurang bahkan tidak baik
dan karena kebebasan itulah, berlaku sebab-akibat.

Jika kebebasan kita gunakan untuk memilih menjadi baik, maka kita bebas untuk menikmati kebaikan. Sebaliknya, jika kebebasan kita gunakan untuk memilih menjadi kurang bahkan tidak baik, maka kita bebas untuk menikmati ke-kurang bahkan ke-tidak-baikan.


Kebebasan itu *bukan* omong kosong. Dia selalu ada, untuk kau bebas-bebasi sebebas-bebesanya. Sebagaimana kebebasan yang nyata bebas, dia bebas tersaji untuk segala. Semua yang ada di bumi semesta ini bebas, sebagaimana bebasnya berlaku sebab akibat.
Jika Anda membebaskan diri Anda untuk berbuat jahat, maka di sisi lain ada sebab-akibat yang bebas 'mengupah' atas kebebasan Anda tersebut. Demikian sebaliknya, jika Anda membebaskan diri Anda untuk berbuat baik, maka di sisi lain ada sebab-akibat yang bebas 'mengupah' atas kebebasan Anda tersebut. Adil kan? Kebebasan itu *bukan* omong kosong, kebebasan itu adil, kebebasan itu nyata.

Jika Anda bebas membebaskan diri Anda untuk pulang larut malam, maka di sisi lain ada sebab-akibat yang bebas "mengupah" Anda encok, pegel-pegel, meriang, masuk angin.
Jika Anda bebas membebaskan diri Anda untuk memakai rok di atas lutut dan mengobral belahan dada Anda, maka di sisi lain ada sebab-akibat yang bebas "mengupah" mata-mata di sekeliling Anda  untuk menikmati sajian belahan dada dan paha gratis.

Memang demikian, kebebasan itu *bukan* omong kosong

Makassar, 170513 11:25 sholat Jum'at oi..., jangan pikir paha ayam melulu..

Selasa, 14 Mei 2013

Selebritis dan Kehidupan Pribadi

"Hai pemirsa.., jumpa lagi dengan saya [nama], selebritis papan atas, 
kali ini saya akan jalan-jalan seharian dengan pemirsa..
Tapi, sebelumnya saya ganti baju dulu ya, hey! ngga boleh ngintip lho!"
Kadang bingungka' juga, kenapa itu kaue selebritis ka, semuanyami mau di shooting, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Pigi makan, pigi berenang, pigi ini, pigi itu, sampai-sampai pigi boker juga diliput media. Deh, sarru'na..., nda malu-maluna di'?!



Memang demikian kapang kalo selebritis orang, kalo publik figur orang, ke mana-mana diliput.
Jadian sama odo'2 diliput

Putus sama pacar diliput
Nikah diliput

Punya anak diliput
Cerai juga diliput

O kodonge, sarru'na anjo

Lahir diliput
Mati juga diliput
Betul-betul ini selebritis, semuami ditau kehidupan pribadinya.

Pusing juga, disadari ataupun tidak, kondisi ini akan memunculkan 'over kepoisme' di masyarakat. Keingintahuan akan sampah, dari berita-berita sampah. Otak masyarakat dipenuhi oleh sampah.
'Over kepoisme' ini juga bisa mengarah ke gosip, memperbincangkan keburukan orang lain.

Memang demikian.

Makassar, 140513 18:04 saat over kepoisme adalah hal biasa

Memang Demikian, Tivi-Tivi Sekarang Berat Sebelah.


Kenapa itu di'? Kalo nonton ki TV One, beritanya selalu tentang hebatnya si bakri, selalu tentang jeleknya partai lain.

Kalo liat RCTI atau Global TV, beritanya pasti iklan si harry tsb tentang perindo-nya.

Kalo liat MetroTV, pasti ada surya paloh dengan nasdem-nya.


Inilah media, dengan segala kekuasaan di tangannya, dia mampu memberi warna pada suatu bangsa, dia mampu menciptakan sebuah kondisi, aman, tenang, damai, kacau, mencekam, semua terangkum dalam sajian berita yang siarkan oleh tivi-tivi di rumah-rumah penduduk, dari kota hingga ke pelosok dusun sekalipun!

Para penonton sebagai konsumen, akhirnya dibuat terombang-ambing sebab tivi-tivi di rumah mereka berat sebelah.
Bukan tivi-tivinya yang rusak, tapi tivi-tivi telah dirusaki oleh pemilik kepentingan.


Ironis bukan?
Memang demikian, tivi-tivi sekarang berat sebelah.
Makassar, 140513 15:53 di kantor sambil nonton tivi.

Senin, 13 Mei 2013

Memang Demikian, IRON MAN dari 1 Sampai 3 itu Sarat dengan Muatan Politis, Ekonomi, dan Budaya


Memang demikian, Iron Man dari 1 sampai 3 itu sarat dengan muatan politis, ekonomi, dan budaya.
Kenapa...kenapa..kenapa..kenapa...????

Ya, liatmi saja dari filmnya, coba liat makna tersirat yang disiratkan oleh film Iron Man 1, Iron Man 2, Iron Man 3, ada toh?
Akh, nda adaji tawwa..
ADA!
Bahkan hampir di semua film2 amrik a.k.a film hollywood muatan politis, ekonomi, dan budaya itu ADA!



Buktinya?
Saya tidak akan membeberkan di sini, di samping karena memang demikian, saya hanya ingin sedikit menggelitik saraf kritis Anda untuk menyikapi nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah film. 
Bukan hanya perasaan berseri-seri berbunga-bunga atau berseri-seri terkagum-kagum yang Anda rasakan sehabis menonton sebuah film (film apapun itu!), cobalah untuk sedikit melihat ada unsur apa yang coba disebarkan dari film tersebut, adakah politik, budaya, dan yang jelas pasti: ekonomi?

Adakah yang ditonjolkan bahwa amrik itu negara yang paling baik sedunia, paling cinta damai, berhak memerangi mereka yang dianggapnya keliru, pembasmi teroris?!

Jika ada = politis.

Adakah yang ditonjolkan bahwa amrik itu negara yang paling makmur sedunia, pecinta pesta, fashion, glamour, hura-hura?!
Jika ada = budaya.

Adakah uang yang mengalir ke kantong-kantong amrik dengan kita menonton film mereka?!
Jika ada = ekonomi.

Karya-karya film hollywood adalah jualan fantasi, konsumennya pun diajak untuk sekadar berfantasi dan menempatkan logika "di dengkul" a.k.a "di belakang" (dengkul bener di belakang, yang di belakang itu perasaan...., ya... sudahlah, silakan tengok belakang Anda sendiri, hihihihi)
Lanjuuut, penonjolan efek-efek memukau dan atau menghanyutkan membuat penonton terlena. Efeknya ini bisa dikatakan sebagai candu yang memabukkan.


Ironisnya, negara konsumen, seperti negara tercinta kita Indonesia, tidak memperhatikan hal tersebut, mereka hanya ingin mengkonsumsi (candu). Nah, dari sifat konsumtif yang candu inilah si amrik muncul sebagai "raja" dan menebar motif politis, ekonomi, dan budayanya ke negara-negara konsumtif.

Hal ini tentu saja, pelan-tapi pasti, cepat-bisa saja, akan berdampak buruk terhadap negara konsumtif, seperti lunturnya budaya suatu negara karena adanya budaya amrik yang disisipkan dalam film-film amrik. Jika ini dibiarkan, penonton tidak diajak untuk pintar memaknai sebuah film, maka disinilah infasi amrik terhadap sebuah negara, di sinilah doktrin-doktrin amrik disebarkan melalui filmnya.



Dan inilah gejala yang saat ini sangat digandrungi, bahkan di  masyarakat kita sendiri, bioskop-bioskop penuh dengan antrian mereka yang ingin nonton Iron Man 3, masyarakat kita rela antri demi diinfasi oleh amrik lewat filmnya, merogok kocek mereka demi menyumbang buat negara kaya raya amrik. 
Kenapa? Karena masyarakat sekarang lebih senang dengan tontonan yang hanya menghibur, yang membuat hati senang saja. Mereka melupakan esensi nonton film dan coba menyerap nilai-nilai positif. Malas untuk menemukan pelajaran baru, bahkan memaknai makna tersirat yang ada dalam sebuah film, mencurigai muatan politis, ekonomi, dan budaya dari film yang sedang mereka tonton, atau sedang antri untuk mereka tonton.


Memang demikian, masyarakat kita maunya hanya senang dan puas telah menonton film yang lagi trend, yang penuh aksi menegangkan dengan efek ciamik yang membuat selalu terbayang saat kita pulang ke rumah bahkan ketika hendak tidur di malam hari.
Ini seperti sebuah candu, dan di sinilah celah amrik yang cerdas untuk menanamkan nilai-nilai politis, ekonomi, dan budaya mereka sebagai indikasi imperialisme baru yang cerdas, yaitu menjajah pikiran.


Setuju atau tidak?! Ya.., memang demikian.
Makassar, 130513 17:29 setelah nonton Iron Man 3 dari dvd bajakan yang kubeli di MTC seharga 8000 rupiah :)